Etalase Alam dan Budaya Priangan Selatan

Seperti kawasan Priangan pada umumnya, Garut memiliki wilayah pegunungan yang kaya akan hutan, air terjun, kawah, sumber air panas dan telaga. Namun, lebih dari daerah lain, Garut memiliki pula pantai dan dataran rendah yang menghadap Samudra Hindia.

Beberapa pantai populer seperti Sontolo dan Rancabuaya memiliki pemandangan yang indah baik pagi maupun sore hari. Laut pantai ini di bagian dangkal juga memiliki terumbu karang yang bagus dengan ikan-ikan karang yang menarik.

Situ Bagendit adalah obyek wisata danau yang populer sejak lama, di samping Kawah Telaga Bodas yang mirip Kawah Putih di Bandung. Hamparan hijau sawah membentang datar di kaki-kaki Gunung Guntur, Papandayan dan Cikuray.

Pada bagian pegunungan, Garut punya sejumlah air terjun yang memikat. Antara lain Curug Orok dan Curug Sang Hyang Taraje. Curug Taraje adalah air terjun kembar dengan volume air yang cukup besar dan juga cukup tinggi.

Garut juga memiliki sejumlah kampung-kampung tradisional dengan budaya yang khas. Perempuan desa-desa itu memiliki kerajinan batik dengan motif “garutan”.

Seni adu domba Garut merupakan atraksi budaya tersendiri. Tradisi ini bermula dari masa pemerintahan Bupati Suryakanta Legawa (1815-1829). Domba Garut yang diadu berbeda dengan domba piaraan rumah. Fisiknya kekar,
tanduk baplang seperti kumis pria, dan warna bulu kebanyakan putih.

Garut juga memiliki kampung buatan, resort Kampung Sampireun yang berada di tepi sebuah telaga. Tak jauh dari situ ada Kebun Mawar Situhapa, sebuah hamparan mawar yang luas.

Bagi yang meminati sejarah dan kepurbakalaan, Garut menawarkan Candi Cangkuang, candi Hindu peninggalan Kerajaan Sunda Galuh. Dia ada di tengah danau. Untuk dapat mencapainya, kita harus menaiki rakit penyeberangan.